Minggu, 21 Desember 2008

Arus Petir Terbesar Ada di Selatan Jakarta

Kekuatan petir yang tersembunyi
Petir sering terlihat di saat cuaca mendung atau ketika sedang hujanbadai. Coba sekali-sekali kamu perhatikan di malam hari, saat hujanderas, langit tiba-tiba menyala, tak lama kemudian disusul oleh suaramenggelegar. Suara itu membuat kita sering menutup telinga kita, bahkanmembuat kita bersembunyi ditempat yang menurut kita cukup terlindungi.Mengapa? Karena petir bisa menyambar benda-benda di sekitarnya danditempat yang tinggi. Misalnya pohon kelapa atau tiang listrik.

Dalam beberapa kejadian di Indonesia, petir bisa menyebabkan kematian,seperti pernah terjadi di Batam. Ketika seseorang sedang bermain golf dilapangan terbuka, ia tiba-tiba tersambar petir. Sangat dahsyat ya...Nah, sekarang, teman-teman ingin tahu mengapa suara petir menggelegarsampai menerangi langit? Atau teman-teman ingin tahu seberapa banyak sihcahaya yang dipancarkan petir? Atau seberapa besar panas yangdilepaskannya? Kalau mau tahu, ayo baca kelanjutan artikel ini.

Dalam ilmu fisika, satu kilatan petir adalah cahaya terang yangterbentuk selama pelepasan listrik di atmosfer saat hujan badai. Petirdapat terjadi ketika tegangan listrik pada dua titik terpisah diatmosfer – masih dalam satu awan, atau antara awan dan permukaantanah, atau antara dua permukaan tanah – mencapai tingkat tinggi.Kilat petir terjadi dalam bentuk setidaknya dua sambaran. Pada sambaranpertama muatan negatif (-) mengalir dari awan ke permukaan tanah. Inibukanlah kilatan yang sangat terang. Sejumlah kilat percabangan biasanyadapat terlihat menyebar keluar dari jalur kilat utama. Ketika sambaranpertama ini mencapai permukaan tanah, sebuah muatan berlawanan terbentukpada titik yang akan disambarnya dan arus kilat kedua yang bermuatanpositif terbentuk dari dalam jalur kilat utama tersebut langsung menujuawan. Dua kilat tersebut biasanya beradu sekitar 50 meter di ataspermukaan tanah. Arus pendek terbentuk di titik pertemuan antara awandan permukaan tanah tersebut, dan hasilnya sebuah arus listrik yangsangat kuat dan terang mengalir dari dalam jalur kilat utama itu menujuawan. Perbedaan tegangan pada aliran listrik antara awan dan permukaantanah ini melebihi beberapa juta volt.

Energi petir
Energi yang dilepaskan oleh satu sambaran petir lebih besar daripadayang dihasilkan oleh seluruh pusat pembangkit tenaga listrik di Amerika.Suhu pada jalur di mana petir terbentuk dapat mencapai 10.000 derajatCelcius. Suhu di dalam tanur untuk meleburkan besi adalah antara 1.050dan 1.100 derajat Celcius. Panas yang dihasilkan oleh sambaran petirterkecil dapat mencapai 10 kali lipatnya. Panas yang luar biasa iniberarti bahwa petir dapat dengan mudah membakar dan menghancurkanseluruh unsur yang ada di muka bumi. Perbandingan lainnya, suhu permukaan matahari tingginya 700.000 Celcius (dari Wikipedia disebutkansun's surface temp is 6000 Celcius, mungkin yang dimaksud adalahtemperatur dari core nya). Dengan kata lain, suhu petir adalah 1/70 darisuhu permukaan matahari. Cahaya yang dikeluarkan oleh petir lebih terangdaripada cahaya 10 juta bola lampu pijar berdaya 100 watt.

Sebuah sambaran petir berukuran rata-rata memiliki energi yang dapatmenyalakan sebuah bola lampu 100 watt selama lebih dari 3 bulan. Sebuahsambaran kilat berukuran rata-rata mengandung kekuatan listrik sebesar20.000 amp. Sebuah las menggunakan 250-400 amp untuk mengelas baja.Kilat bergerak dengan kecepatan 150.000 km/detik, atau setengahkecepatan cahaya, dan 100.000 kali lipat lebih cepat daripada suaraKilatan yang terbentuk turun sangat cepat ke bumi dengan kecepatan96.000 km/jam.

Sambaran pertama mencapai titik pertemuan atau permukaan bumi dalamwaktu 20 milidetik, dan sambaran dengan arah berlawanan menuju ke awandalam tempo 70 mikrodetik. Secara keseluruhan petir berlangsung dalamwaktu hingga setengah detik. Suara gemuruh yang mengikutinya disebabkanoleh pemanasan mendadak dari udara di sekitar jalur petir. Akibatnya,udara tersebut memuai dengan kecepatan melebihi kecepatan suara,meskipun gelombang kejutnya kembali ke gelombang suara normal dalamrentang beberapa meter. Gelombang suara terbentuk mengikuti udaraatmosfer dan bentuk permukaan setelahnya. Itulah alasan terjadinyaguntur dan petir yang susul-menyusul.Petir berarus listrik terbesar

Sebuah majalah `Intisari' pernah mengungkapkan bahwa petirberarus listrik terbesar terdapat di Indonesia, tepatnya di daerah Depok. Penelitian yang disponsori PLN Cabang Depok, pada bulan April,Mei dan Juni 2002, dengan menggunakan teknologi lighting position andtracking system (LPATS), itu untuk mengenali perilaku petir di wilayah kota di selatan Jakarta. Tak disangka, para peneliti mendapati aruspetir negatif berkekuatan 379,2 kA (kilo Ampere) dan petir positifmencapai 441,1 kA.(sebagai perbandingan ampere yang ada di listrik rumah kita sekitar 2-10 A, so u can imagine how big amp lightin is..)Dengan kekuatan arus sebesar itu, petir mampu meratakan bangunan gedungyang terbuat dari beton sekalipun. Selama ini, Indonesia memang dikenalsebagai negara dengan sambaran petir cukup tinggi. Kondisi meteorologisIndonesia memang sangat ideal bagi terciptanya petir. Tiga syaratpembentukan petir – udara naik, kelembaban, dan partikel bebas atauaerosol – terpenuhi dengan baik di Indonesia sebagai negara maritim.Dalam majalah Intisari edisi Desember 2000, disebutkan bahwa bumi bisadiibaratkan sebagai kapasitor. Antara lapisan ionesfer dan Bumi, jikalangit cerah, ada arus listrik yang mengalir terus-menerus, dariionosfer yang bermuatan positif ke Bumi yang bermuatan negatif. TapiBumi tidak terbakar, karena ada awan petir yang bermuatan listrikpositif maupun negatif sebagai penyeimbang. "Yang positif turun keBumi, dan yang negatif naik ke ionosfer.Ketika langit berawan, tidak semua awan adalah awan petir. Hanya awancumulonimbus yang menghasilkan petir. Petir terjadi karena pelepasanmuatan listrik dari satu awan cumulonimbus ke awan lainnya, atau dariawan langsung ke Bumi.

Disarikan dari : http://www.mail-archive.com/fisika_indonesia@yahoogroups.com/msg03350.html

Petir dalam Mitologi Kuno dan Fenomena Bogor


Petir dan Bogor adalah dua hal yang sulit di pisahkan. Fenomena alam berupa kilatan cahaya di-langit itu memang identik dengan Kota Bogor, Bahkan, Bogor yang dikenal dengan sebutan kota hujan ini pernah memiliki hari sambaran petir per tahun ter­tinggi di dunia. Dari 365 hari dalam setahun, petir singgah sebanyak 322 hari di kota terse­but (88 persen dari jumlah hari dalam setahun).
Bogor hanyalah salah satu dari sekian banyak kota di Ta­nah Air yang kerap didatangi petir. Posisi geografis Indonesia menjadi penyebab tingginva sambaran petir tersebut. Karak­teristik wilayah Indonesia ter­bentang dari barat hingga timur khatulistiwa sepanjang 5.110 kilometer. Dengan garis meredi­an membujur dari utara ke selatan sepanjang 1.888 kilome­ter menimbulkan ancaman dan risiko tersendiri bagi Indonesia. Dengan posisi geografis seperti ini, Indonesia menjadi salah satu tempat di dunia ini yang memi­liki hari sambaran petir terting­gi di dunia.


Dalam mitologi kuno, sam­baran petir digambarkan seba­gai seorang petir bernama Zar­panit. Kisah ini terlukis di candi Summerer, Mesopotania Sela­tan. Dikisahkan, petir mempu­nyai daya rusak yang sangat tinggi. Jika dikaitkan dengan karakteristik Indonesia, aktivi­tas ekonomi masyarakat di In­donesia memang menghadapi ri­siko sambaran petir yang cukup besar dan berdampak negatif secara materi ataupun jiwa menurut Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Fisika,Universitas Nasional (Unas), Prof Djuheri; kerugian akibat petir sangat besar. Biasanya, penyebab dari kerusakan bangunan terutama­ karena besar dari arus petir dan kecuraman petir yang bisa men­capai 200 kA.

Kilatan petir mengandung muatan listrik 100 juta volt, Energi sebesar itu bisa mema­naskan suhu udara hingga men­capai 40 ribu derajat Celsius. "Bisa dibayangkan betapa besar energi yang dihasilkan atau be­tapa bahayanya jika menyambar makhluk hidup," katanya ke­pada Republika di Jakarta, akhir pekan lalu. Sebagai gam­baran, energi listrik yang dilon­tarkan dari kilatan petir itu setara dengan 300 ton beban yang jatuh pada ketinggian 100 meter.

Sebenarnya, kata Djuheri, sekitar 80 persen sambaran petir terjadi antar-awan, baik awan yang berbeda maupun di dalam awan itu sendiri. Baru sisanya sebanyak 20 person turun ke bu­mi. Namun, sambaran petir itu tetap masih banyak menimbul­kan kerugian. Dengan berkem­bang pesatnya peralatan elek­tronika dan mikroelektronika, sambaran tidak langsung men­jadi ancaman yang menakutkan meski menganai tempat jauh. Ketakutan itu, kata Djuheri, karena radiasi, induksi, dan konduksi dari gelombang elek­tromagnetik.

Seperti yang dicatat Badan Pemadam Kebakaran Austria, kerugian karena sambaran petir tiap tahun cenderung naik: Pada­1981 kerugian karena sambaran langsung berjumlah 34 kasus dengan nilai kerugian sekitar 7,50 juta dolar AS dan sambaran tidak langsung 16.049 dengan nilai kerugian 27,70 juta dour AS. Dalam satu dekade kemudi­an, meningkat menjadi 59 dengan nilai 12,219 juta dolar AS dan 25.685 juta dolar AS sambaran tidak langsung.

Sambaran petir tidak saja dapat merusak fasilitas dan aktivitas produksi, namun juga memerlukan waktu tersendiri untuk mengembalikannya pada kondisi sernua. Selama waktu perbaikan, perusahaan tidak saja kehilangan kesempatan untuk berproduksi, namun juga akan kehilangan konsumen.
Kerusakan instalasi komputer di Koln, Jerman pada 1989 merupakan ilustrasi yang sangat jelas, Sebuah gedung yang ber­jarak sekitar 100 meter dari lokasi instalasi komputer terse­but ikut tersambar petir. Kenaikan tegangan yang dise­babkan sambaran petir tersebut mengakibatkan kerusakan computer. Perbaikan perangkat komputer sekitar Rp 1 miliar, namun, kerugian karena tidak bekerjanya computer mwncapai Rp 4 miliar.


Dengan risiko petir yang demikian besar, maka diper­lukan alat penangkal petir. Saat ini telah dikembangkan alat elektrostatik dan membran sis­tem. Peralatan yang mempunyai tingkat efektivitas menangkal hingga 90 persen umumnya sudah terpasang di gedung-­gedung pencakar langit. Namun, di sektor industri kecil dan perumahan, alat tersebut belum terpasang. "Hanya sedikit yang menggunakan penangkal petir jenis elektrostatik dan membran sistem ini," katanya

Industri kecil ataupun perumahan warga masih banyak yang menggunakan penangkal petir konvensional atau bahkan tidak menggunakan penangkal jenis apa pun. Ini sangat berba­haya. Karena penangkal petir konvensional masih memungkinkan terjadi induksi bahkan menyebabkan penangkalnya ikut jebol. Namun meskipu bahayanya sangat besar, masyarakat tak acuh terhadap kerugian yang diakibatkan oleh petir Itu terlihat dari masih sedikitnya penggunaan penangkal petir.

"Untuk mengurangi kerugian akibat petir, masyarakat sebaiknya membeli elektronik yang mempunyai penangkal petir internal," cetus dia. Kini di pasaran, alat elektronik yang dilengkapi dengan penangkal petir internal sudah dipasarkan. Namun, masih saja ada pabrik yang mengabaikan antipetir internal ini.
Di Indonesia, hingga kini masih memungkinkan menjadi sasarann petir terbesar. Besar atau banyaknya petir sendiri terpengaruh oleh awan dan cuaca. Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), secara umum frekuensi hari terjadinya sambaran petir di indonesia cukup tinggi. "Indonesia masih tetap menjadi sasaran," katanya.


Disarikan dari : http://www.djlpe.esdm.go.id/modules/news/mbl_detail.php?news_id=1567

Benjamin Franklin (1706-1790) Pengagum Badai, Temukan Penangkal Petir


"Waktu adalah uang". Itulah kata-kata yang masih populer sampai sekarang yang awalnya disampaikan oleh Benjamin Franklin. Kita mungkin lebih mengenalnya sebagai politikus, pemimpin revolusi di Amerika dan salah satu penandatangan Deklarasi Kemerdekaan Amerika. Namun, di balik itu ternyata tokoh yang panggilan akrabnya "Ben" ini juga seorang wartawan, penerbit, pengarang, dan sekaligus juga penemu. Ben lah yang menjadi kepala kantor pos pertama, pembuat perpustakaan umum pertama, dan orang pertama yang mengorganisir barisan pemadam kebakaran di Amerika. Dan tentu saja ia juga orang pertama yang menemukan penangkal petir.

Benjamin Franklin adalah anak Josiah Franklin dan terlahir di Milk Street, Boston, AS, pada tanggal 17 Januari 1706. Benjamin adalah anak bungsu dari 17 anak Josiah dari dua perkawinan. Benjamin berhenti sekolah pada saat ia berusia sepuluh tahun, dan pada umur dua belas tahun ia telah magang pada usaha penerbitan milik James, kakak laki-lakinya. Percetakan ini menerbitkan surat kabar New England Courant.


Benjamin menjadi kontributor dan bahkan kemudian editor surat kabar itu. Suatu hari kakak beradik ini berselisih hingga akhirnya Benjamin melarikan diri, pertama-tama ke New York, lalu ke Philadelphia pada Oktober 1723. Setelah itu Benjamin mengalami banyak pengalaman yang berat yang menempanya menjadi salah satu tokoh yang paling banyak dikenang karena karya-karyanya.
Pengagum badai


Benjamin Franklin sangat terpukau dengan kekuatan badai dan petir. Mungkin jika ia masih hidup hingga sekarang kita bisa menambahkannya sebagai storm chaser seperti dalam film "Twister" atau tayangan dokumenter di televisi tentang badai dan petir.

Di Boston, Massachussetts pada tahun 1746, Franklin memulai rangkaian eksperimen listriknya. Dengan cepat ia mengubah tempat tinggalnya menjadi semacam laboratorium kecil dengan menggunakan alat-alat yang ada di sekitar rumahnya tersebut. Dalam salah satu eksperimennya, Ben secara tidak sengaja terkena aliran listrik (kesetrum). Mungkin inilah awal keinginannya untuk dapat menciptakan alat yang bisa menggunakan kekuatan listrik dan menangkal dampak negatifnya.
Franklin kemudian menghabiskan musim panas tahun 1747 nya dengan serangkaian eksperimen listriknya. Ia menuliskan laporan dan mengirimkannya kepada Peter Collinson, temannya di London yang juga seorang saintis yang sangat tertarik untuk memublikasikan hasil kerjanya. Bulan Juli Franklin memperkenalkan istilah positif dan negatif untuk menggambarkan muatan listrik untuk menggantikan istilah vitroeus dan resinous yang dipakai sebelumnya. Franklin juga menjelaskan konsep baterai listrik dalam suratnya untuk Collison pada musim semi 1749, namun saat itu ia belum mengetahui bagaimana teori tersebut bisa berguna untuk kepentingan manusia.


Pada tahun yang sama Benjamin Franklin mengemukakan pendapatnya tentang kesamaan antara listrik dan petir. Kesamaan yang dimaksud adalah dalam hal warna cahaya, arah aliran, bunyi yang dihasilkan, dan banyak lagi. Pada masa itu bukan hanya ia yang memiliki pendapat demikian, namun kemudian Franklin lah yang pertama kali membuktikan pendapatnya itu.

Penemuan Franklin Rod
Pada tahun 1750, dalam upayanya membuktikan bahwa petir adalah listrik, Franklin mulai berpikir untuk melindungi manusia, gedung, dan struktur lain dari bahaya sambaran petir. Ia kemudian menciptakan alat dari batangan besi dengan panjang 8 atau 10 kaki yang ujungnya dibuat runcing. Ia berpendapat bahwa besi berujung runcing tersebut akan menarik listrik dan dengan dihubungkan ke tanah (bumi) akan mengosongkan listrik statis yang berasal dari awan. Pendapat ahli lain menyebutkan bahwa besi berujung bundar akan lebih efektif. Pendapat ini mendapat dukungan dari Raja George III. Perbedaan pendapat dan dukungan terhadap teori Franklin pada saat itu dituduh sebagai salah satu ciri ketidakpatuhan.


Dua tahun berikutnya barulah ia mencoba alat hasil rakitannya tersebut. Batang besi runcing ditempatkannya di puncak atap gereja dan menunggu petir menyambarnya. Karena tidak sabar ia memutuskan untuk mendekatkan alat penghubung dengan awan dengan menggunakan layang-layang. Sebagai pemicu datangnya aliran listrik ia menggunakan sebuah kunci yang terbuat dari logam, dan menempelkannya pada layang-layang. Meski dengan beberapa upaya pencegahan, namun percobaan ini termasuk percobaan yang sangat berbahaya. Beberapa menyebutkan bahwa Franklin terluka setelah percobaan tersebut. Namun, hal itu juga menjadi bukti bahwa teori Franklin tentang kesamaan listrik dengan petir telah terbukti.

Alat penangkal petir temuan Franklin yang terkenal dengan nama Franlin Rod kemudian banyak digunakan oleh rumah-rumah dan jenis bangunan lainnya. Rangkaian penangkal petir terbesar yang mengadopsi teori Franklin ini terlihat di kubah State House di Maryland. Penggunaannya didedikasikan untuk mengenang Benjamin Franklin sang penemu.***

Disarikan dari paparan Rudi Haryanto S.Si. : http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=12721

Petir ini dalam Qur'an

Allah mengarahkan perhatian pada kilauan luar biasa dari petir dalam Qur'an,

"...Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (QS. An Nuur, 24:43)

Kilatan yang terbentuk turun sangat cepat ke bumi dengan kecepatan 96.000 km/jam. Sambaran pertama mencapai titik pertemuan atau permukaan bumi dalam waktu 20 milidetik, dan sambaran dengan arah berlawanan menuju ke awan dalam tempo 70 mikrodetik. Secara keseluruhan petir berlangsung dalam waktu hingga setengah detik. Suara guruh yang mengikutinya disebabkan oleh pemanasan mendadak dari udara di sekitar jalur petir. Akibatnya, udara tersebut memuai dengan kecepatan melebihi kecepatan suara, meskipun gelombang kejutnya kembali ke gelombang suara normal dalam rentang beberapa meter. Gelombang suara terbentuk mengikuti udara atmosfer dan bentuk permukaan setelahnya. Itulah alasan terjadinya guntur dan petir yang susul-menyusul.
Saat kita merenungi semua perihal petir ini, kita dapat memahami bahwa peristiwa alam ini adalah sesuatu yang menakjubkan. Bagaimana sebuah kekuatan luar biasa semacam itu muncul dari partikel bermuatan positif dan negatif, yang tak terlihat oleh mata telanjang, menunjukkan bahwa petir diciptakan dengan sengaja. Lebih jauh lagi, kenyataan bahwa molekul-molekul nitrogen, yang sangat penting untuk tumbuhan, muncul dari kekuatan ini, sekali lagi membuktikan bahwa petir diciptakan dengan kearifan khusus.


Allah secara khusus menarik perhatian kita pada petir ini dalam Al Qur'an. Arti surat Ar Ra’d, salah satu surat Al Qur'an, sesungguhnya adalah "Guruh". Dalam ayat-ayat tentang petir Allah berfirman bahwa Dia menghadirkan petir pada manusia sebagai sumber rasa takut dan harapan. Allah juga berfirman bahwa guruh yang muncul saat petir menyambar bertasbih memujiNya. Allah telah menciptakan sejumlah tanda-tanda bagi kita pada petir. Kita wajib berpikir dan bersyukur bahwa guruh, yang mungkin belum pernah dipikirkan banyak orang seteliti ini dan yang menimbulkan perasaan takut dan pengharapan dalam diri manusia, adalah sebuah sarana yang dengannya rasa takut kepada Allah semakin bertambah dan yang dikirim olehNya untuk tujuan tertentu sebagaimana yang Dia kehendaki.

Disarikan dari : http://www.harunyahya.com/indo/artikel/092.htm